Kawah Gunung Papandayan dapat dicapai
dengan kendaraan bermotor. Kira-kira 200 tahun yang lalu Gunung
Papandayan belum memiliki tiga kawah yang yang sangat terkenal, hingga
pada malam hari tanggal 11 Agustus 1772, puncaknya yang volumenya
kira-kira 4 Km3 melayang melintasi kota Garut, yang pada waktu itu
merupakan kota yang dikelilingi 14 gunung berapi, dan menelan korban
3.000 jiwa. Papandayan mempunyai 3 letusan yang bersejarah. Letusan
terakhir terjadi pada tahun 1942. Gunung ini sekarang mempunyai jalan
yang hampir dapat mencapai puncak.
Sebuah sungai kecil mengairi Tegal
alun-alun di atas Gunung Papandayan yang memiliki banyak tumbuhan rawa
gunung dan merupakan satu-satunya tempat di Jawa yang diketahui
ditumbuhi oleh strawberi liar, sejenis saprah, atau tangtangan
Potentilla polyphylla yang merupakan tumbuhan paling jarang ditemukan di
pulau Jawa. Banyak terdapat babi hutan yang sering mendatangi kemah
para pendaki yang sedang menyalakan api unggun atau lampu.
Papandayan adalah bagian dari barisan
gunung berapi dengan tipe strato. Gunung ini memiliki warna dinding
kawah kuning yang khas karena belerang. Kawah ini dikelilingi oleh hutan
yang luas ke arah barat laut memanjang hingga lereng jurang yang curam.
Jurang ini menjadi aliran sungai di kaki gunung.
Untuk menuju ke Gunung Papandayan
wisatawan dapat menggunakan kendaraan umum berupa minibus dari kota
Garut ke jurusan Cikajang dan turun di belokan di dekat Cisurupan yang
menuju ke Gunung Papandayan.
Dari tempat parkir kita harus berjalan
kaki mendaki selama setengah kam menuju ke kawah yang terdiri dari kolam
lumpur yang mengeluarkan gelembung, lubang-lubang yang mengeluarkan uap
panas dan kawasan belerang. Kita perlu ekstra hati-hati ketika
mendekati kawah. Untuk mencapai puncak gunung, kita harus berjalan lagi
sekitar dua jam melewati ladang edelweis. Untuk berkemah kita harus
meminta ijin terlebih dahulu kepada petugas PHPA setempat.
Bagian tertinggi dari dasar kawah ada
di sebelah tenggara dengan ketinggian 2000m dan berada 240 m dibawah
pinggir kawah. Dasar kawah ini berisi kolam belerang yang terdiri dari
air, fumaroles, solfataras, lumpur gunung api dan air panas. Semua
kegiatan bagian-bagian kecil kawah gunung berapi ini menghasilkan suara
yang berisik di dasar kawah.
Sebuah sungai yang mengalir melalui
kompleks kawah pada awalnya berupa air jernih yang mengalir dari dalam
hutan dan berubah menjadi air panas yang berisi asam belerang pada saat
mengalir melalui kawah. Letupan lumpur gunung api yang berada di kawah
biasa memiliki ketinggian 0,6 - 1,2m dan meletus dengan kekuatan yang
besar, menyemburkan air keruh dan panas setiap 20-25 detik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar