Potensi Domba Garut Sebagai Ternak Alternatif
15 12 2009
Pada
dasarnya domba dan kambing merupakan jenis hewan ternak pemakan rumput
yang tergolong ruminansia kecil, keduanya pun populasinya hampir
tersebar merata dan ada di seluruh dunia. Namun bila kita melihat visual
fisiknya dengan cermat maka domba berbeda dengan kambing.
Postur tubuh domba cenderung lebih bulat
dibandingkan dengan kambing yang ramping. Daun telinga kambing panjang
dan terkulai. Bentuk bulu domba pun lebih ikal dan keriting sehingga
dapat dimanfaatkan sebagai bulu wool sedangkan lain halnya dengan
kambing yang cenderung lurus.
Hewan ternak domba yang ada sekarang
diduga merupakan hasil dometikasi manusia dari 3 jenis domba liar: Domba
Mouflon dari Eropa Selatan dan Asia Kecil, Domba Argali dari Asia
Tenggara serta Urial dari Asia. Domba-domba ini awalnya diburu secara
liar sampai akhirnya diternakkan oleh manusia.
Lebih bernilai komersial
Dibandingkan dengan sapi, babi, kuda dan kerbau sebagai sesama hewan ruminansia, hewan ternak domba lebih dulu memiliki nilai komersial sejak abad 7000 SM. Bahkan di Indonesia keberadaan hewan ternak domba dapat dilihat pada relief Circa 800 SM pada Candi Borobudur. Oleh karenanya tidak heran bila jumlah populasi domba jauh lebih banyak dibandingkan dengan kambing di dunia.
Dibandingkan dengan sapi, babi, kuda dan kerbau sebagai sesama hewan ruminansia, hewan ternak domba lebih dulu memiliki nilai komersial sejak abad 7000 SM. Bahkan di Indonesia keberadaan hewan ternak domba dapat dilihat pada relief Circa 800 SM pada Candi Borobudur. Oleh karenanya tidak heran bila jumlah populasi domba jauh lebih banyak dibandingkan dengan kambing di dunia.
Gambar: www.dombagarut.blogspot.com
Data Food Agricultural Organization (FAO)
tahun 2002, jumlah populasi domba dunia kurang lebih 1.034 milyar ekor
sedangkan kambing hanya sekitar 743 juta. Populasi terbesar domba dan
kambing dunia adalah di negara Tirai Bambu Cina, di mana negara kedua
terbesar adalah Australia untuk domba dan India untuk kambing.
Sebagai bagian dari sektor usaha
peternakan nasional, prosentase kebutuhan daging domba dan kambing
masyarakat Indonesia adalah masih jauh di bawah sub sektor usaha
peternakan lainnya seperti ayam/ unggas (56%), sapi (23%) serta babi
(13%). Menurut data Ditjen. Peternakan – Deptan RI tahun 2005, konsumsi
daging domba dan kambing di masyarakat memang masih sangat rendah yaitu
hanya sekitar 5%.
Namun bila melihat potensi kebutuhan
daging hewan ternak ini yang pada tiap tahunnya kurang lebih sekitar 5,6
juta ekor untuk kebutuhan ibadah kurban saja, dan belum termasuk
kebutuhan pasokan untuk aqiqah, industri restoran sampai dengan warung
sate kaki lima yang membutuhkan 2 – 3 ekor tiap harinya, pertumbuhan
populasi domba dan kambing adalah belum sebanding dengan angka
permintaan yang terus meningkat.
Kebutuhan Pasar Meningkat
Potensi ini belum dihitung kebutuhan pasar di kawasan Asia Tenggara seperti Malaysia dan Singapura, serta kawasan Timur Tengah yang tiap tahunnya membutuhkan kurang lebih 9,3 juta ekor domba. Di mana kebutuhan pasokan daging domba untuk kawasan Timur Tengah sampai saat ini masih dipenuhi oleh Australia dan Selandia Baru.
Potensi ini belum dihitung kebutuhan pasar di kawasan Asia Tenggara seperti Malaysia dan Singapura, serta kawasan Timur Tengah yang tiap tahunnya membutuhkan kurang lebih 9,3 juta ekor domba. Di mana kebutuhan pasokan daging domba untuk kawasan Timur Tengah sampai saat ini masih dipenuhi oleh Australia dan Selandia Baru.
Miris memang, di mana Indonesia sebagai
negara dengan jumlah populasi masyarakat muslim terbesar di dunia
sebenarnya lebih memiliki peluang untuk itu. Pertumbuhan populasi domba
dan kambing di Indonesia adalah relatif kecil sedangkan permintaan terus
meningkat seiring jumlah penduduk dan perbaikan pendapatan
kesejahteraan masyarakat.
Bukan mustahil suatu saat akan terjadi
kelangkaan produksi daging domba dan kambing sehingga pelaksanaan ibadah
kurban akan mengimpor dari Australia ataupun Selandia Baru. Di
Indonesia, keberadaan populasi domba dan kambing hampir tersebar dengan
merata di seluruh wilayah. Namun sayangnya pemeliharaan ternak domba dan
kambing di negeri ini sebagian besar masih dalam skala kecil dan
tradisional.
Berbeda dengan Australia, pola peternakan
intensif dengan dukungan teknologi telah menjadikan negara tersebut
dapat menghasilkan produksi domba skala besar dan berkualitas. Bayangkan
saja, total ekspor daging domba Australia ke negara Saudi Arabia pada
tahun 2006 adalah setara dengan 3,6 juta ekor.
Populasi hewan ternak domba dan kambing
terbesar pada akhir tahun 2006 ada di wilayah provinsi Jawa Barat yaitu
kurang lebih 3,5 juta ekor atau sekitar 49% dari jumlah populasi
nasional. Di provinsi ini bahkan terdapat jenis hewan ternak ruminansia
kecil yang merupakan kekayaan plasma nutfah Indonesia serta menjadi ciri
khas provinsi yang dikenal dengan julukan bumi parahyangan tersebut.
Domba Garut Terlangka di Dunia
Domba Garut, Ovies Aries, adalah hasil persilangan dari 3 rumpun bangsa domba: Merino – Australia, Kaapstad dari Afrika dan Jawa Ekor Gemuk di Indonesia. Domba Jawa Ekor Gemuk sudah ada sebelumnya sejak lama sebagai jenis domba lokal, Domba Merino dibawa oleh pedagang Belanda ke Indonesia sedangkan Domba Kaapstad didatangkan para pedagang Arab ke tanah Jawa sekitar abad ke-19.
Domba Garut, Ovies Aries, adalah hasil persilangan dari 3 rumpun bangsa domba: Merino – Australia, Kaapstad dari Afrika dan Jawa Ekor Gemuk di Indonesia. Domba Jawa Ekor Gemuk sudah ada sebelumnya sejak lama sebagai jenis domba lokal, Domba Merino dibawa oleh pedagang Belanda ke Indonesia sedangkan Domba Kaapstad didatangkan para pedagang Arab ke tanah Jawa sekitar abad ke-19.
Domba Garut adalah jenis domba tropis bersifat proliflic
yaitu dapat beranak lebih dari 2 (dua) ekor dalam 1 siklus kelahiran.
Di mana dalam periode 1 tahun, Domba Garut dapat mengalami 2 siklus
kelahiran. Domba ini memiliki berat badan rata-rata di atas domba lokal
Indonesia lainnya.
Domba jantan dapat memiliki berat sekitar
60 – 80 kg bahkan ada yang dapat mencapai lebih dari 100 kg. Sedangkan
domba betina memiliki berat antara 30 – 50 kg. Ciri fisik Domba Garut
jantan yaitu bertanduk, berleher besar dan kuat, dengan corak warna
putih, hitam, cokelat atau campuran ketiganya. Ciri domba betina adalah
dominan tidak bertanduk, kalaupun bertanduk namun kecil dengan corak
warna yang serupa domba jantan.
Domba Garut merupakan plasma nutfah
terlangka di dunia karena postur hewan ternak ini nyaris menyerupai
bison di USA. Populasi Domba Garut terbesar di Indonesia tentunya ada di
wilayah provinsi Jawa Barat dengan lokasi daerah penyebaran antara
lain: Garut, Majalengka, Kuningan, Cianjur, Sukabumi, Tasikmalaya,
Bandung, Sumedang, Indramayu dan Purwakarta.
Dari Topi Koboi sampai Sepatu Boot
Suatu kepuasan ketika tanduk Domba Garut jantan dapat terbentuk dan tumbuh maksimal ataupun dengan keindahan corak serta warna bulu yang dihasilkan. Sepatu boot, bertopi koboi, pakaian hitam adalah ciri penghobi ketika datang ke arena seni dan budaya adu ketangkasan. Dan jangan salah, harga 1 ekor ternak Domba Garut jantan berkualitas dikalangan penghobi dapat bernilai di atas 10 juta rupiah bahkan ada yang ratusan juta rupiah.
Suatu kepuasan ketika tanduk Domba Garut jantan dapat terbentuk dan tumbuh maksimal ataupun dengan keindahan corak serta warna bulu yang dihasilkan. Sepatu boot, bertopi koboi, pakaian hitam adalah ciri penghobi ketika datang ke arena seni dan budaya adu ketangkasan. Dan jangan salah, harga 1 ekor ternak Domba Garut jantan berkualitas dikalangan penghobi dapat bernilai di atas 10 juta rupiah bahkan ada yang ratusan juta rupiah.
Potensi ekonomis hewan ternak Domba Garut
yang tidak hanya identik dengan domba aduan, kualitas daging Domba
Garut juga memiliki nilai gizi yang cukup baik dibandingkan dengan
kambing untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat. Bahkan tidak hanya
dimanfaatkan dagingnya saja, kulit Domba Garut dapat dijadikan bahan
baku untuk pembuatan jaket berkualitas.
Data tahun 2005 yang didapat dari website
kabupaten Garut, industri jaket berbahan baku kulit Domba Garut dapat
menyerap 2.656 tenaga kerja dengan nilai ekspor Rp. 84,7 milyar ke
berbagai negara tujuan seperti Singapura, Malaysia, Taiwan dan
Australia. Kotoran ternak Domba Garut pun dapat memberikan keuntungan
dan nilai manfaat bila diolah dengan baik yaitu sebagai bahan baku
pembuatan pupuk organik.
Dari hasil penelitian yang dilakukan,
kebutuhan unsur hara pada tanaman dapat terpenuhi dengan pemberian pupuk
organik hasil fermentasi berbahan baku kotoran domba yang sangat
bermanfaat untuk meningkatkan hasil produksi pertanian.
Seorang peneliti utama lulusan Jepang
dari Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatika – Bogor, Dr. Ir. Mesak
Tombe, saat ini berhasil menemukan teknologi yang sudah mendapatkan hak
paten untuk meningkatkan kualitas pupuk organik yang dihasilkan dari
kotoran ternak, teknologi tersebut dinamakan Bio Triba. Dikemas dalam
bentuk formula cair dengan kandungan mikroorganisme B. Pantotkenticus
strain J2 dan T. Lactae strain TB1.
Teknologi yang ditemukan Dr. Ir. Mesak
Tombe sangat membantu dalam proses pematangan kotoran ternak menjadi
pupuk organik antara periode 1 – 2 minggu.
Pilihan Sektor Usaha Peternakan
Tidak hanya itu, teknologi ini juga dapat diaplikasikan pada pengolahan limbah organik pasar dan rumah tangga. Kelebihan lain teknologi ini adalah dapat berperan pula sebagai bio fungisida untuk pengendalian penyakit pada tanaman. Adalah tepat bila sektor usaha peternakan dan pertanian memang harus saling bersinergi.
Tidak hanya itu, teknologi ini juga dapat diaplikasikan pada pengolahan limbah organik pasar dan rumah tangga. Kelebihan lain teknologi ini adalah dapat berperan pula sebagai bio fungisida untuk pengendalian penyakit pada tanaman. Adalah tepat bila sektor usaha peternakan dan pertanian memang harus saling bersinergi.
Terlebih lagi saat ini petani dalam
posisi sulit diantara kenaikan biaya produksi sebagai akibat harga pupuk
yang terus melambung, di sisi lain petani tidak bisa seenaknya
menaikkan harga jual sehingga perolehan pendapatan semakin menipis.
Terbesit gagasan pula untuk mengkombinasikan ternak Domba Garut dengan
sektor perikanan air tawar. Design kandang ternak domba dibuat panggung
di atas kolam ikan.
Secara segmentasi pasar lokal, Domba
Garut memiliki potensi pasar yang multi user. Ini yang menjadikan hewan
ternak Domba Garut layak untuk dikembangkan sebagai pilihan dalam sektor
usaha peternakan.
Potensi pasar terbesar pertama adalah
hewan ternak Domba Garut untuk memenuhi kebutuhan tahunan ibadah kurban.
Kemudian menyusul kebutuhan konsumsi daging harian baik itu rumah
tangga, restoran dan warung sate. Selanjutnya adalah kebutuhan aqiqah,
dan terakhir adalah penghobi yang selalu mencari bibit Domba Garut
jantan unggulan.
Penjelasan Dr. Ismeth Inounu, peneliti
utama bidang pemuliaan dan genetika dari Pusat Penelitian dan
Pengembangan Peternakan (Puslitbangnak – Deptan RI), pemerintah saat ini
memberikan perhatian serius untuk pengembangan sektor usaha pembibitan
dan perbanyakan hewan ternak domba serta kambing antara lain Domba
Garut.
Tidak hanya program pemuliaan galur murni
untuk mengembalikan kualitas terbaik hewan ternak Domba Garut, akan
tetapi program pengembangan domba komposit untuk dapat menghasilkan
keturunan ataupun bibit unggulan baru juga sedang giat dilakukan.
Berbagaimacam penemuan teknologi terkait reproduksi ternak domba terus
dikembangkan untuk mempermudah upaya produksi dan perbanyakan domba
berkualitas, sebagai contoh teknologi laserpuntur dan suntik hormonal
yang akan sangat bermanfaat untuk sinkronisasi birahi dan perkawinan
massal.
Mengundang Devisa Negara
Tidaklah kecil tentunya pendapatan devisa negara yang dapat diperoleh dari pengelolaan usaha ternak Domba Garut intensif. Terlebih dengan potensi pasar kebutuhan daging domba di kawasan Timur Tengah sebanyak 30 ribu ekor tiap minggunya. Bukan pekerjaan yang ringan dan mudah tentunya, akan tetapi bisa menjadi suatu peluang usaha yang menjanjikan bilamana kita mau mulai berpikir dan bergerak ke arah sana. Long journey is begins with the small step. Salam Peternak Domba Sehat!
Reff: Disadur dari http://langitlangit.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=52Tidaklah kecil tentunya pendapatan devisa negara yang dapat diperoleh dari pengelolaan usaha ternak Domba Garut intensif. Terlebih dengan potensi pasar kebutuhan daging domba di kawasan Timur Tengah sebanyak 30 ribu ekor tiap minggunya. Bukan pekerjaan yang ringan dan mudah tentunya, akan tetapi bisa menjadi suatu peluang usaha yang menjanjikan bilamana kita mau mulai berpikir dan bergerak ke arah sana. Long journey is begins with the small step. Salam Peternak Domba Sehat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar